STARS
Ia akan memilih dilangit sebelah mana ia harus bersinar cantik. Ia hanya akan muncul di tempat yang masih mengharapkan ia ada, Menunggu ia datang, dan menyambutnya dengan kehangatan.
Ia tidak akan bersinar pada langit yang sudah dipenuhi oleh lampu-lampu rumah.
Hal itu berarti, ia sedang cemburu.
Suatu ketika di malam purnama, bintang yang biasanya cemburu kini terlihat ada, walau sendirian. Tak ada bintang lain di samping kanan dan kirinya.
Tapi ia tampak berbeda, tak seperti ketika ia ada di langit Kalimantan kala itu. Kini ia berwarna kemerahan dan berkelip beberapaa kali.
Dip dipdip. Dip dipdip.
Begitu kira-kira kelipannya.
Langit yang tampak heran, akhirnya bertanya kepada Bintang. "Bukankah kau tak suka disini? Lihatlah mereka! siapa yang akan melihatmu sendirian?"
"Lihatlah perempuan itu! Ia sedang menungguku! Hanya menungguku!" Jawab bintang kegirangan.
"Kau akan tahu betapa senangnya dinanti, walau hanya sepasang mata yang menantimu. Kau akan tahu, betapa lamanya ia manatapku karena disini akulah bintang satu-satunya."
"Dalam ramainya bintang, aku masih merasa cemburu. Sebab aku tak tahu, siapa yang melihatku. Begitu banyak bintang yang bersinar cantik."
"Aku selalu bertanya, apakah sinarku cukup cantik untuk dipandang? Apakah kerlipku menawan diantara banyaknya bintang-bintang?"
"Aku hanya butuh sepasang mata. Hanya satu. Aku tak menginginkan yang lain"
***
"Aku bisa membaca matanya. Ia seperti aku. Ia sedang cemburu dan tak ada satupun yang memandangnya."
"Lihat! Ia menangis. Seakan-akan ia tahu hanya aku yang bisa menemaninya malam ini."
"Tolong jangan beri hujan. Dan lembutkan angin malam ini, supaya ia tak kedinginan." Mohon bintang pada langit.
June
Komentar
Posting Komentar