TENANG
Ini salahku ketika aku terlalu larut dalam permainan.
Tapi betapa baiknya Tuhanku yang masih mengingatkan. Bahwa diriku, dirinya, dan semua orang yang kusayangi hanyalah miliknya.
Ditamparnya diriku oleh kenyataan ayat-ayat Tuhan. Bahwa semua akan kembali menjadi segumpal darah.
Kini, aku terima segala hal di depan.
Kini, aku terima segala bentuknya.
Kini, aku pasrahkan segalanya.
Kucoba untuk menjadi tenang.
Komentar
Posting Komentar